bagian dari ekosistem alam semesta yang kecil tak terlihat dan tidak terbayangkan kegunaannya oleh mahluk lain tetapi yakin bahwa ALLOH tak pernah menciptakan bagian dari alam semesta yang tersia-sia...Wallahua'lam
Senin, 24 Juni 2013
dia
Mungkin dia bukanlah siapa-siapa bagi orang lain, tetapi dia adalah
segalanya bagi seseorang seperti saya. Berlebihan memang, seakan-akan
saya menempatkan dia seperti Tuhan, namun saya tidak akan menempatkannya
seperti itu...namun dia mahluk Tuhan yang penting bagi saya.
Saya
selalu berpendapat bahwa Tuhan memberikan dan mendekatkan saya dengan
orang-orang baik, tidak ada yang tidak baik dimata saya jika Tuhan sudah
menentukan. Dan saya akan selalu berpendapat seperti itu untuk menjaga
pikiran saya untuk selalu bersyukur dan menghindarkan diri dari sifat
menyalahkan siapapun dan apapun kecuali diri saya sendiri. Egosentris
memang, tapi itulah saya...
Oke, berhenti membicarakan
saya...kita bicara tentang dia. Dia adalah seorang laki-laki yang telah
diskenariokan bertemu dengan saya. Pribadi yang menyenangkan dan
berkepribadian keras adalah kesimpulan saya untuk dia semasa awal
mengenalnya, ceplas-ceplos dan apa adanya, yah dia memang seperti itu.
Dalam skenario Tuhan dia adalah senior saya dikantor, tak ada yang
berbeda dari senior lain yang sudah lebih dulu dipertemukan Tuhan dengan
saya, dia sama dengan yang lain, dia pintar, cerdas, tidak pelit dengan
ilmunya, berperasaan dan sangat dermawan, dia juga lucu walaupun kadang
bercandaannya nggak lucu yah, tapi sangat menyenangkan saat bersama
dengannya.
Dia sangat menyayangi anak-anaknya, saat dia
bercerita tentang anak-anaknya juga istrinya...sepertinya dia sangat
mencintai mereka, itulah salah satu sisi yang membuat saya
menghormatinya. Menyenangkan rasanya saat dia menceritakan mereka dan
aku dengan setia mendengarkan atau membaca apa yang dia lakukan dengan
mereka. Karena saya tidak memiliki banyak waktu dengan orang tua
terutama bapak dan tidak terlalu dekat maka terkadang saya iri dengan
anak-anak dia #nyengir...
Entah karena umur sehingga
memiliki pengalaman hidup yang lebih dibandingkan saya, dia selalu bisa
bersikap lebih baik dari saya, tentulaaahhh secara umur dia lebih dari
saya juga...#tepokjidat. Satu hal yang mendekatkan dia dengan saya
adalah dia selalu bersikap terbuka sehingga saya nyaman denganya, saya
bisa menceritakan apa saja dengannya dan saya bisa melakukan apapun saat
bersamanya. Walaupun demikian bukan berarti segalanya terbuka, dan saya
menghormati hal itu.
Dia adalah pribadi yang bisa
dicintai oleh siapapun, tidak hanya saya. Dia bisa membuat orang merasa
dekat dengan caranya. Tapi dia bisa menjadi sangat perasa dan sensitif.
Satu hal yang saya tidak suka adalah sifatnya yang suka menyalahkan diri
sendiri, jika sudah seperti itu tidak ada yang dapat saya lakukan untuk
mengubah pendiriannya.
Memang tidak semua manusia
sempurna, begitupula dengan dia. Dia memang tidak sempurna, dalam
beberapa hal dia memiliki celah. Tapi itulah manusia. Dan saya tidak
pernah sekalipun membenci sisi manusia dari dia karena itu adalah dia
secara keseluruhan.
Dia memang senior saya dalam segala
hal, dia juga senior saya yang amat dekat dengan saya. Dan seperti
senior lain yang dekat dengan saya, sepertinya saya sangat sulit
melepaskannya jika dia pergi. Tapi, dia berhak kemanapun seperti yang
lainnya...dan dia pun berhak mendapatkan ruang dihati saya seperti yang
lainnya, yaahh sedikit lebih besar dari yang lainnya itu sudah pasti.
Dia adalah dia, tak ada yang berhak membuatnya berubah dan saya menyukai
segala hal dari dirinya. Karena dia adalah dirinya...
Catatan: ketika dunia saya berubah, dia tetap tidak berubah disini #tunjukhati...
Belajar Sabar Dari Sahabat
Kamis malam lalu saya mendapatkan undangan untuk berkunjung ke rumah
salah satu sahabat saya. Sebenarnya saya sudah beberapa kali mengunjungi
rumahnya, baik karena ada sesuatu hal maupun tidak. Dan sepertinya
ALLOH ingin menunjukan sesuatu kepada saya malam itu...seperti biasa,
DIA menjaga ku dengan cara yang tidak terduga...
Saya
mengenal sahabat saya ini sejak kuliah di purwokerto. Saat itu saya
belum mengenalnya dengan dekat, dia adalah teman dari teman dekat saya
sewaktu di kos. Sahabat saya tidak jauh berbeda dengan orang-orang yang
saya kenal pada masa kuliah dulu, banyak yang seperti dirinya, semangat,
paham agama dan penuh ide, yah seperti itulah...Saya mulai dekat saat
kami kembali ke jakarta, entah karena kami memiliki teman-teman yang
sama atau karena kami memiliki perasaan yang sama...kami sama-sama belum
menikah, yah kami memang belum menikah dan dia adalah orang yang bisa
saya ajak berbagi isi pikiran...baik secara satu arah maupun dua arah.
Saat
itu saya hanya mengenal dirinya saja, saya bahkan tidak tahu
keluarganya seperti apa...ALLOH memang Maha Baik, DIA selalu
menghadirkan orang-orang baik dan hebat dalam kehidupan saya, DIA memang
tidak pernah salah dalam merancang skenario hidup seseorang. Dan
sahabat saya ini adalah salah satu orang hebat itu, salah satu dari
sekian banyak orang terbaik yang pernah saya kenal.
Ada
hal menarik yang dihadirkanNYA melalui sahabat saya ini. Kami berdua
berasal dari keluarga yang dilihat orang mungkin berbeda, beda kelas
sosial dan sebagainya...dan sudahlah bagi saya itu tidak penting.
Keluarga sahabat saya ini adalah keluarga sederhana, Sang Ibu tercinta
yang saya tahu adalah penjahit dan Sang Bapak bekerja sebagai staff
pengamanan. Rumah yang ia tempati tidak berada di perumahan tetapi di
sebuah tempat yang sangat mepet...halaman depan adalah pintu rumah
tetangga...WOW...saya pikir waktu pertama kali berkunjung kesana. Jika
orang berkunjung ke rumah saya mungkin hanya akan nyasar sekali atau dua
kali, tapi saya tidak yakin bisa mengunjungi rumah sahabat saya ini
dengan sukses jika dia tidak berjalan beriringan dengan saya.
Rumah
ini terlalu mungil mungkin, karena mereka adalah keluarga "besar"
hehehehe...eh tapi beneran mereka itu adalah keluarga besar, besar dalam
arti sebenarnya maupun besar dalam arti lainnya. Sirkulasi udara pun
tidak selancar rumah2 di perumahan karena sangat mungil rumahnya. Kamar
sahabat saya ini tidak seperti kamar saya dirumah, hanya cukup untuk
kasur dan lemari pakaian saja itupun jaraknya sangat mepet. Belum lagi
ruang tamu yang berfungsi sebagai garasi, ruang keluarga dan ruang
makan. Sungguh WOW menurut saya rumah sahabat ini.
Tapi
itu hanya rumah, jika kalian melihatnya mungkin akan berpikir..."sungguh
kecil rumahnya"...tapi yang saya lihat justru sebaliknya, sahabat saya
ini memiliki rasa syukur yang lebih dibanding dengan saya. Saat saya
mengunjungi dia, lantai 2 sedang direnovasi sehingga seluruh anggota
keluarga berkumpul dilantai 1. Mereka tidur bersama disana, semua baju2
pun tidak menempati lemari seperti biasa. Mungkin kata sumpek yang akan
pertama kali terlontar dikepala saat melihat.
Tetapi,
itulah rumah mereka, mereka selalu bersyukur, dan karena itu mereka
merasa rumah itu luas-luas saja. Sahabat saya ini selalu bersyukur
dengan semua hal yang diberikan ALLOH kepadanya, dia tidak pernah
mengeluhkan gaji yang kecil atau rumahnya yang mungil itu. Dan karenanya
dia selalu merasa cukup dengan semuanya.
Berbeda dengan
saya, dan sungguh saya malu saat itu. Saya malu dengan sahabat saya ini,
saya iri dengan rasa syukurnya yang meluaskan segalanya
itu...sungguh...dan saya lebih malu lagi jika dengan keadaan saya saat
ini saya lebih sering mengeluh bukan bertambah rasa syukur saya.
Sungguh, ALLOH benar-benar memberikan saya sahabat-sahabat terbaik dalam
setiap masa, tidak banyak namun mereka cukup bagi saya...
#teruntuk
sahabat ku yang selalu saya repotkan jika sedang membutuhkan bahu,
terima kasih atas semuanya...kamu adalah perempuat hebat yang saya
kenal...
Kursi Prioritas
05.59 WIB tepat diatas krl bekasi menuju pusat kota jakarta...
Sepasang
ibu2 yah sepasang...soalny mereka datang berdua berlari menuju
sekumpulang bangku kosong...tak begitu memlerhatikan memang...
Kedua ibu2 itu berhenti sejenak untuk duduk disebuah kursi prioritas...iyah, namanya saja kursi prioritas...
Ada
yang menarik saat keduanya mulai duduk dikursi tersebut..."pindah yuk,
disini klo ada orang hamil datang nanti kita diusir"....
Coba
saat anda mendengar salah satu ibu tersebut berbicara dan anda sedang
hamil, mungkin ada sebagian yg akan marah ataupun senyum2 saja karena
anda anggap orang tersebut tidak mengerti peruntukan kursi yang ia
duduki tersebut sampai2 ia mengeluarkan kata "diusir" sebagai penanda
bahwa ia tidak berhak atau memiliki hak penuh menempati kursi
tersebut...
Oke, saya memang bukan sarjana bahasa, tapi
coba kita telaah sejenak tentang "kursi prioritas"...atau kata
"prioritas" itu sendiri...bagi saya prioritas artinya adalah yang
didahulukan pemenuhan haknya...nah berkaitan dengan hak mari kita
telusuri lagi...
Hak adalah sesuatu yang menjadi
katakanlah sesuatu yang harus didapatkan oleh seseorang sejak dia
dilahirkan. Sedangkan kata prioritas adalah sesuatu yang didahulukan.
Oke,
jika kedua kata tersebut digabungkan menjadi sesuatu yang harus
didapatkan oleh oranglain yang didahulukan pemenuhannya...menurut saya
demikian artinya...yaaahhh namanya juga bukan sarjana bahasa jadi sebusa
saya saja mengartikannya...
Nah, kemudian jika dikaitkan
dengan kata2 ibu yang tadi menggelitik telinga saya adalah tentang
pendapatnya bahwa duduk dikursi prioritas itu akan diusir jika ada ibu
hamil...hmmm, ibu tersebut dengan ibu hamil yang menjadi salah satu
orang yang diprioritaskan untuk duduk dikursi tersebut memang sama2
memiliki hak untuk duduk dikursi tersebut...namun, coba dilihat
peruntukan kursi tersebut, jika kita paham tentu tidak akan ada anggapan
terusir dsb deh yah...
Karena klo diusir itu kesannya
bahwa orang tersebut tidak berhak duduk disana atau terkesan orang hamil
yang ada itu kasar sekali...kan aneh menurut saya sih...
Pemenuhan
orang2 yang telah ditentukan itulah yang didahulukan...dan sebagai
seorang manusia bahkan seseorang yang berjenis kelamin wanita tentu itu
bukanlah sebagai pengusiran, justru seharusnya sesama wanita bisa
memahami apa yang dirasakan orang2 yg diprioritaskan tersebut...
Jadi,
buat saya agak aneh jika ada orang yang berpendapat ia diusir dari
kursi prioritas saat ada orang hamil yg menghampiri...saya sih
membayangkannya itu adalah saya yang menghampiri ibu tersebut kemudian
saya usir dengan mengatakan bahwa dia tidak berhak duduk disitu...nah,
pasti ibu itu akan marah kan ???...yaahh seperti itulah dan saya hanya
bisa senyum2 sendiri saat mendengar kalimat itu mampir ditelinga saya...
GELAP...(Warna ??)
Warnanya apa hayoo ???
Gelap yah ??? Segelap warna kulit ku...
Tapi justru karena gelap itu segalanya akan mungkin terjadi...kamu bisa membayangkan warna merah, biru, kuning, dsb...aku memang adalah gelap...tapi bukan berarti aku terbatas...dengan gelap, aku bisa melewati batas apapun...aku bisa berpikir melintasi apapun...dan gelap memberi ku banyak inspirasi...
Well...aku memang
gelap...tapi aku tidak berbeda dengan warna lain...aku tetaplah
warna...tak ada yang bisa mengubah itu kecuali yang menciptakan
ku...tapi malam ini aku si gelap menemani seseorang...aku menutupi
kesedihannya...dan aku menjaganya hingga ia bisa melihat warna cerah
sang mentari esok pagi...#39 derajat celcius...
Gelap yah ??? Segelap warna kulit ku...
Tapi justru karena gelap itu segalanya akan mungkin terjadi...kamu bisa membayangkan warna merah, biru, kuning, dsb...aku memang adalah gelap...tapi bukan berarti aku terbatas...dengan gelap, aku bisa melewati batas apapun...aku bisa berpikir melintasi apapun...dan gelap memberi ku banyak inspirasi...
Prostitusi itu "halal"
Daerah patok besi perbatasan subang dengan karawang...beberapa cafe
bahkan rumah petak yg kukira kontrakan atau warung ternyata adalah
kamar2 yg berisi bukan wanita cantik sebenarnya...tapi yg kulihat adalah
perempuan yg memakai baju seksi bahkan mungkin bahasa kerenny adl
lingere...agak kaget sebenarnya saat melihat seorang wanita berlari
menyebrangi jalanan yg sangat ramai itu dgn lingerenya...setelah dilihat
lagi ternyata dia tidak sendiri...ada lebih dari 3 org disana bahkan
diantara mereka sedang berangkulan mesra dengan seorang laki2 yg hanya
mengenakan celana boxer...dan setelah melewati tanda batas menuju
karawang didaerah cikalong tepatny yg q baca masih terdapat hal yg
sama...sayang sekali apa yg dilihat oleh mata ini tidak ingin ku
abadikan...sungguh tidak ingin....aku pun tak ingin berpikir negatif
terhadap apa yg kulihat tadi...namun bagaimana bisa berpikir positif
saat melihat hal yg tidak sepatutnya dilihat itu...#perjalanan selepas
melepas mbah kakung kebumen-bekasi
Langganan:
Postingan (Atom)