Sebetulnya judul tulisan ini telah lama berada dalam alam
angan-angan ku, hanya saja sedikit membutuhkan waktu untuk kemudian ku tuliskan dalam sebuah cerita…
Baiklah…sekedar sharing…pagi ini seperti pagi pada umumnya,
aku bangun dari tidur yang sekarang ini tidak nyenyak seperti dulu, entah apa
penyebabnya tetapi sebaiknya ku pikir untuk mensyukuri hal tersebut karena
setidaknya aku bisa bangun lebih pagi dan menikmati pagi yang syahdu lebih lama
daripada dahulu…
Sudah sebulan rasanya kehidupan ku tak diwarnai oleh
seseorang bernama Anang Kurniawan. Awalnya ku kira dia berbeda dengan laki-laki
pada umumnya yang tidak begitu mempertimbangkan kecantikan wajah dalam memilih
pasangan, tetapi rasanya dia sama saja.
Owkey, aku membuat permakluman terhadap ukuran kecantikan,
rasanya wajar jika seseorang memilih pasangannya karena ke elokan fisik semata,
sekali lagi aku rasa itu wajar.
Tetapi, apakah mereka tidak memiliki perasaan terhadap
orang-orang yang tidak memiliki wajah secantik atau setampan model yang selalu
mereka impikan ?...apakah mereka tidak memikirkan perjuangan orang-orang yang
tidak memiliki kelebihan dalam fisiknya untuk mendapatkan sebuah kata cinta
dari lawan jenisnya ?...apakah mereka tidak memikirkan bahwa orang-orang itu
juga berhak dicintai ?...mungkin hal itu tidak pernah terpikirkan oleh
mereka-mereka itu.
Sebutlah gadis ini SITI, siti adalah seseorang yang rajin
beribadah, hafalannya banyak, siti juga punya integritas tinggi dalam
pekerjaannya, dan taka da cacat sedikitpun saat aku melihat siti. Aku sempat
iri dengan kesempurnaan siti, yah untuk ku siti adalah sosok wanita yang
sempurna, tidak seperti aku yang banyak sekali kekurangan.
Cerita ini berawal dari pencarian sosok pendamping yang
dilakukan oleh siti. Siti, sebagai muslimah yang taat beragama tentu mencarinya
dengan cara yang telah dicontohkan oleh Rasul serta para Sahabat. Ta’aruf,
itulah jalan yang dipilih siti untuk menemukan belahan jiwanya, setidaknya siti
berharap menemukan sosok yang sesuai dengan apa yang diimpikannya selama ini.
Sebuah proposal serta foto telah ia berikan kepada guru ngajinya atau orang
terdekatnya, dan kali ini seorang ikhwan meminta biodata siti melalui teman
kantornya.
Sebulan…Dua bulan…Tiga bulan…ikhwan tersebut tidak
memberikan kabar apapun kepada teman kantor siti, siti pun tetap berikhtiar dan
berdoa kepada ALLOH tentang ikhwan tersebut. Mungkin ALLOH menginginkan siti
belajar sabar, dan setelah berbulan-bulan lamanya…jawaban itu pun diberikan
ALLOH kepada siti melalui teman kantornya…
Betapa kagetnya siti saat mendengar kabar tersebut… “siti,
saya mohon maaf karena prosesnya harus berhenti sampai disini saja, karena
ikhwan tersebut sudah memiliki calon lain.”. dengan lapang dada akhirnya siti
menerima keputusan itu dan dia tetap berikhtiar mencari.
Sebulan telah berlalu, dan siti mendengar bahwa ikhwan yang
dulu meminta biodatanya itu berpacaran dengan orang yang jauh kualitasnya dari
siti, hanya saja wanita itu CANTIK. Seperti itulah berita yang didengar oleh siti.
Itu baru satu cerita nyata yang dialami oleh salah seorang
teman, aku sendiri sering mengalami hal itu, ada lagi cerita dari teman yang
sering ku temui dalam perjalanan menuju kantor.
Sebutlah namanya Jamilah, aku menyebutnya Jamilah karena
keelokan akhlaknya…sungguh ia adalah seorang wanita dengan akhlak terbaik di
kereta itu. Suatu ketika Jamilah bercerita kepada ku bahwa dia sedang jatuh
cinta dengan teman sekantornya, Jamilah pun menunjukan foto pria pujaannya
tersebut. Jamilah amat sayang terhadap pria tersebut, apa yang pria itu katakan
selalu dilakukan oleh Jamilah.
Suatu ketika aku melihat Jamilah dengan dandanan yang
berbeda, dia sekarang lebih modis dan menurut ku lebih cantik dari sebelumnya.
Selidik punya selidik, ternyata tujuan perubahan itu agar bisa menjadi cantik
dihadapan pria pujaannya. Yah, tak apalah…aku berpikir seperti itu, Jamilah
punya hak untuk bahagia, siapa tau pria itu adalah jodohnya Jamilah. Begitulah
pikiran ku saat itu, pikiran yang kata teman ku adalah terlalu polos, yaaahhh
namanya juga berdoa untuk kebahagiaan orang lain kan diperbolehkan^_^
Perubahan Jamilah ternyata tidak lama, karena ku dapati
Jamilah dengan gaya yang sama seperti saat pertama bertemu di kereta. “kok
berubah lagi ? padahal kemarin cantik banget, ayu dan anggun”, tanya ku saat
itu. “Hhhh, cowok itu dimana-mana sama saja ‘ian”…aku sedikit kaget dengan
pernyataan Jamilah saat itu. Aku tak bertanya lagi, karena aku cukup bisa
menangkap maksudnya. Berdasarkan cerita Jamilah, dia dan pria itu sudah sangat
dekat, mereka sering bertukar cerita, bertukar pandangan, bahkan melakukan hal
bersama-sama, tetapi ternyata pria itu tertarik dengan teman Jamilah yang
CANTIK.
Hhhh….itu baru dua, banyak cerita yang ku dapati serupa
dengan cerita Siti dan Jamilah. Dan cerita itu pun aku alami, tapi perasaan
seperti itu sudah lewat, perasaan minder dan sebagainya sebagai wanita yang
tidak cantik sudah ku buang jauh-jauh. Tidakkah para pria itu tau bahwa sikap
dan pilihan mereka terhadap wanita-wanita cantik itu membuat kami wanita yang
tidak cantik ini merasa tidak akan pernah mendapatkan cinta dari laki-laki manapun, bahkan tidak jarang membuat beberapa
wanita bahkan melakukan hal yang menurut ku merendahkan dirinya, berbuat “berlebihan”.
Dan hal itulah yang membuat ku akhirnya menjauh dari rasa suka atau mencintai
seseorang, karena aku tidak cantik, bukan minder atau apapun…aku bangga menjadi
diri ku dan mungkin sama dengan wanita lain yang merasa tidak cantik…aku ingin
orang yang mencintai ku apa adanya, dan jika sudah demikian maka aku akan
mencintainya.
Berbicara mengenai perbuatan berlebihan, aku pernah
melakukan itu setahun yang lalu, saat aku terjebak dalam sebuah rasa yang aku
hindari…dan melalui hal bodoh itu akhirnya aku belajar satu hal, aku tidak
perlu menjadi cantik bagi seseorang, tapi biarlah dia yang melihat ku cantik
dengan diri ku seperti ini. Dan maaf, karena aku tidak cantik maka jangan
pernah mencintai ku, jangan pernah mendekati ku, karena aku tidak cantik.