Rabu, 30 Mei 2012

MAAF KARENA AKU TIDAK CANTIK (2)




Lelah hati…
Terlalu lelah rasanya mengikuti ukuran duniawi, terlalu lelah kaki ini mengejar apa yang manusia pikirkan, dan terlalu lelah rasanya hati ini berusaha menyenangkan orang lain…

Lelah Hati…
Tak hanya hati yang lelah, tetapi rasanya mulut, telinga serta mata ini terlalu lelah mengikuti apa yang dunia mau, tanpa bertanya dan tanpa sebuah kata terucap sebuah ukuran pun tercipta…

Lelah Hati…
Lelah hati ini menangisi hanya karena setiap saat mengucapkan kata itu, terlalu lelah mendengar kata itu dan terlalu lelah memikirkannya…

Maafkan hati…
Maaf, rasanya mengikuti parameter dunia ini semakin membuat ku melupakan MU, Maaf, rasanya orientasi ku kini beralih hanya karena aku tidak cantik…

Maafkan hati…
Karena terlalu lama aku menangis hanya karena aku tidak cantik, Maaf karena aku terlalu memaksakan semua demi mendapatkan predikat cantik, dan maafkan aku karena tidak cantik…

Maaf…
Maaf karena aku telah lelah mengikuti mu wahai dunia, aku terlalu lelah menempelkan semua krim hanya untuk mendapatkan predikat cantik, dan maafkan karena aku tidak cantik…

Maaf…
Aku terlalu lelah untuk mendapatkan predikat cantik, rasanya lelah mengikuti mu dunia, dan rasanya diri ini semakin tidak berarti hanya karena aku tidak cantik…

Maaf…
Kini, biarlah kau berkata bahwa aku tidak cantik, dan aku memang tidak cantik…dan aku ulangi bahwa aku memang tidak cantik…tetapi aku tak peduli…karena penilaian serta parameter mu sudah tidak ada gunanya…aku tak butuh predikat cantik lagi…aku hanya butuh penilaian RABB ku…

Maaf…
Maaf dunia, dihati ini sudah ada RABB ku…dan aku hanya mengikuti parameternya saja, dan biarlah aku mendapat predikat tidak cantik dari mu dunia…karena semua predikat dunia mu tak berarti lagi dimata ku…

Dan maaf karena aku tidak cantik, maka kau tak puas…Maaf karena aku tidak cantik…
(24 April 2012, 10.59 PM, pojok kamar biru)

MAAF KARENA AKU TIDAK CANTIK




Sebetulnya judul tulisan ini telah lama berada dalam alam angan-angan ku, hanya saja sedikit membutuhkan waktu untuk  kemudian ku tuliskan dalam sebuah cerita…

Baiklah…sekedar sharing…pagi ini seperti pagi pada umumnya, aku bangun dari tidur yang sekarang ini tidak nyenyak seperti dulu, entah apa penyebabnya tetapi sebaiknya ku pikir untuk mensyukuri hal tersebut karena setidaknya aku bisa bangun lebih pagi dan menikmati pagi yang syahdu lebih lama daripada dahulu…

Sudah sebulan rasanya kehidupan ku tak diwarnai oleh seseorang bernama Anang Kurniawan. Awalnya ku kira dia berbeda dengan laki-laki pada umumnya yang tidak begitu mempertimbangkan kecantikan wajah dalam memilih pasangan, tetapi rasanya dia sama saja.

Owkey, aku membuat permakluman terhadap ukuran kecantikan, rasanya wajar jika seseorang memilih pasangannya karena ke elokan fisik semata, sekali lagi aku rasa itu wajar.

Tetapi, apakah mereka tidak memiliki perasaan terhadap orang-orang yang tidak memiliki wajah secantik atau setampan model yang selalu mereka impikan ?...apakah mereka tidak memikirkan perjuangan orang-orang yang tidak memiliki kelebihan dalam fisiknya untuk mendapatkan sebuah kata cinta dari lawan jenisnya ?...apakah mereka tidak memikirkan bahwa orang-orang itu juga berhak dicintai ?...mungkin hal itu tidak pernah terpikirkan oleh mereka-mereka itu.

Sebutlah gadis ini SITI, siti adalah seseorang yang rajin beribadah, hafalannya banyak, siti juga punya integritas tinggi dalam pekerjaannya, dan taka da cacat sedikitpun saat aku melihat siti. Aku sempat iri dengan kesempurnaan siti, yah untuk ku siti adalah sosok wanita yang sempurna, tidak seperti aku yang banyak sekali kekurangan.

Cerita ini berawal dari pencarian sosok pendamping yang dilakukan oleh siti. Siti, sebagai muslimah yang taat beragama tentu mencarinya dengan cara yang telah dicontohkan oleh Rasul serta para Sahabat. Ta’aruf, itulah jalan yang dipilih siti untuk menemukan belahan jiwanya, setidaknya siti berharap menemukan sosok yang sesuai dengan apa yang diimpikannya selama ini. Sebuah proposal serta foto telah ia berikan kepada guru ngajinya atau orang terdekatnya, dan kali ini seorang ikhwan meminta biodata siti melalui teman kantornya.

Sebulan…Dua bulan…Tiga bulan…ikhwan tersebut tidak memberikan kabar apapun kepada teman kantor siti, siti pun tetap berikhtiar dan berdoa kepada ALLOH tentang ikhwan tersebut. Mungkin ALLOH menginginkan siti belajar sabar, dan setelah berbulan-bulan lamanya…jawaban itu pun diberikan ALLOH kepada siti melalui teman kantornya…

Betapa kagetnya siti saat mendengar kabar tersebut… “siti, saya mohon maaf karena prosesnya harus berhenti sampai disini saja, karena ikhwan tersebut sudah memiliki calon lain.”. dengan lapang dada akhirnya siti menerima keputusan itu dan dia tetap berikhtiar mencari.

Sebulan telah berlalu, dan siti mendengar bahwa ikhwan yang dulu meminta biodatanya itu berpacaran dengan orang yang jauh kualitasnya dari siti, hanya saja wanita itu CANTIK. Seperti itulah berita yang didengar oleh siti.

Itu baru satu cerita nyata yang dialami oleh salah seorang teman, aku sendiri sering mengalami hal itu, ada lagi cerita dari teman yang sering ku temui dalam perjalanan menuju kantor.

Sebutlah namanya Jamilah, aku menyebutnya Jamilah karena keelokan akhlaknya…sungguh ia adalah seorang wanita dengan akhlak terbaik di kereta itu. Suatu ketika Jamilah bercerita kepada ku bahwa dia sedang jatuh cinta dengan teman sekantornya, Jamilah pun menunjukan foto pria pujaannya tersebut. Jamilah amat sayang terhadap pria tersebut, apa yang pria itu katakan selalu dilakukan oleh Jamilah.

Suatu ketika aku melihat Jamilah dengan dandanan yang berbeda, dia sekarang lebih modis dan menurut ku lebih cantik dari sebelumnya. Selidik punya selidik, ternyata tujuan perubahan itu agar bisa menjadi cantik dihadapan pria pujaannya. Yah, tak apalah…aku berpikir seperti itu, Jamilah punya hak untuk bahagia, siapa tau pria itu adalah jodohnya Jamilah. Begitulah pikiran ku saat itu, pikiran yang kata teman ku adalah terlalu polos, yaaahhh namanya juga berdoa untuk kebahagiaan orang lain kan diperbolehkan^_^

Perubahan Jamilah ternyata tidak lama, karena ku dapati Jamilah dengan gaya yang sama seperti saat pertama bertemu di kereta. “kok berubah lagi ? padahal kemarin cantik banget, ayu dan anggun”, tanya ku saat itu. “Hhhh, cowok itu dimana-mana sama saja ‘ian”…aku sedikit kaget dengan pernyataan Jamilah saat itu. Aku tak bertanya lagi, karena aku cukup bisa menangkap maksudnya. Berdasarkan cerita Jamilah, dia dan pria itu sudah sangat dekat, mereka sering bertukar cerita, bertukar pandangan, bahkan melakukan hal bersama-sama, tetapi ternyata pria itu tertarik dengan teman Jamilah yang CANTIK.

Hhhh….itu baru dua, banyak cerita yang ku dapati serupa dengan cerita Siti dan Jamilah. Dan cerita itu pun aku alami, tapi perasaan seperti itu sudah lewat, perasaan minder dan sebagainya sebagai wanita yang tidak cantik sudah ku buang jauh-jauh. Tidakkah para pria itu tau bahwa sikap dan pilihan mereka terhadap wanita-wanita cantik itu membuat kami wanita yang tidak cantik ini merasa tidak akan pernah mendapatkan cinta dari laki-laki  manapun, bahkan tidak jarang membuat beberapa wanita bahkan melakukan hal yang menurut ku merendahkan dirinya, berbuat “berlebihan”. Dan hal itulah yang membuat ku akhirnya menjauh dari rasa suka atau mencintai seseorang, karena aku tidak cantik, bukan minder atau apapun…aku bangga menjadi diri ku dan mungkin sama dengan wanita lain yang merasa tidak cantik…aku ingin orang yang mencintai ku apa adanya, dan jika sudah demikian maka aku akan mencintainya.

Berbicara mengenai perbuatan berlebihan, aku pernah melakukan itu setahun yang lalu, saat aku terjebak dalam sebuah rasa yang aku hindari…dan melalui hal bodoh itu akhirnya aku belajar satu hal, aku tidak perlu menjadi cantik bagi seseorang, tapi biarlah dia yang melihat ku cantik dengan diri ku seperti ini. Dan maaf, karena aku tidak cantik maka jangan pernah mencintai ku, jangan pernah mendekati ku, karena aku tidak cantik.

Beri Salam Pada Sang Waktu


Beri Salam Pada Sang Waktu

Beri salam pada sang waktu, dimana ia tak tentu menyapa kita, dimana kita tak pernah menyadari arti penting keberadaannya.

Beri salam pada sang waktu, dimana kita selalu membuangnya tiap kali ia datang, dimana kita selalu merasa dia tak pernah ramah menyapa.

Beri salam pada sang waktu, saat kita terlalu menyesal ia sebentar singgah, saat kita terdiam tak bergerak, dan saat kita tak pernah menghargainya.

Beri salam pada sang waktu, saat kita selalu selalu terlambat menyadari, saat kita kehilangannya, saat kita berhenti.

Beri salam pada sang waktu, saat mata kita…telinga kita…mulut kita…kulit kita…tangan kita…kaki kita…pernafasan kita dan saat hati kita berhenti berdetak, saat semua sudah terlambat.

Beri salam pada sang waktu, bersikaplah ramah terhadapnya, nikmati setiap kedatangannya, jamu ia saat ia menyapa…karena sang waktu amat sangat berharga, ia hanya datang sekali, ia hanya singgah sekali, ia hanya menyapa kita sekali dalam setiap episode kehidupan kita…

Pojok Kamar Biru-Bekasi 10042012, 11.09 PM
Teruntuk seorang teman yang saat ini sedang nikmat tertidur, sampai jumpa kawan, semoga ALLOH mempertemukan kita di surge NYA yang indah…