"Siang hari di lampu merah sekitar Kota Tangerang terasa sangat panas,
ditambah lagi panas dari mesin kendaraan yang berhenti menunggu lampu
hijau, membuat kami yang berada di sepeda motor merasakan kegerahan
mulai dari kaki sampai kepala.
Tidak sengaja mata saya tertuju pada seorang nenek tua yang entah dari
mana datangnya berada dibawah lampu merah ditengah jalan, nenek itu
berpakaian lusuh dan tidak menggunakan alas kaki, dia duduk seperti
menunggu atau mencari sesuatu, tidak lama kemudian dia bangun sambil
setengah merangkak, tangannya berpegang pada trotoar, raut mukanya
terlihat seperti kesakitan, rupanya kakinya yang tak menggunakan alas
kaki kepanasan karena menginjak aspal. Terbayang beratnya penderitaan
nenek itu sendirian ditengah terik matahari tanpa menggunakan alas
kaki.
Ya Allah, saya perhatikan disekitarnya tidak terdapat kardus, kain
atau benda apapun yang dapat digunakan untuk alas kakinya tapi dia
tetap berusaha untuk berdiri sambil kakinya jinjit kepanasan sementara
matanya tampak mencari-cari sesuatu untuk digunakan sebagai alas kaki.
Nenek itu mulai menjadi pusat perhatian para pengguna jalan lainnya,
banyak yang terlihat bersimpati ada juga yang tidak perduli
melewatinya sambil lalu. Subhanallah, alhamdulillah, Allahu Akbar,
tiba-tiba ada seorang ibudi atas sepeda motor yang dibonceng suaminya
sambil menggendong anak melepas sendalnya yang sebelah kanan dan
melemparkannya kepada nenek tua itu sementara sandal yang sebelah kiri
dilepaskan oleh sang suami dan dilemparkan kembali kepada sang nenek,
terlihat sekali raut muka nenek itu berubah seketika antara haru dan
gembira menerima pemberian itu, setelah mengucapkan sesuatu nenek itu
berdiri kemudian menyeberang jalan dengan perlahan, tidak lama lampu
merah berubah menjadi hijau, saatnya meneruskan perjalanan, si ibu
yang berada di atas sepeda motor juga melanjutkan perjalanannya tanpa
menggunakan alas kaki.
Rasa gerah yang tadi saya rasakan seketika menghilang setelah melihat
kejadian tersebut, betapa mulianya ibu tadi memberikan sandal yang
bagus dan juga diperlukannya tanpa pikir panjang kepada seorang nenek
tua yang tidak dikenalnya. Saya memiliki keyakinan Sandal tadi adalah
termasuk barang yang dicintai oleh si Ibu karena biasanya kalau kita
bepergian kita akan menggunakan barang yang terbaik atau paling tidak
yang kita rasa pantas dan baik untuk dipakai bepergian.
Diantara yang melihat nenek tua tadi ada banyak yang tidak peduli,
banyak juga yang bersimpati dan hanya satu yang bersimpati dan
beraksi yaitu si Ibu Tadi. Memang yang paling dibutuhkan oleh nenek
tadi adalah alas kaki, tidak sekedar simpati apalgi rasa tidak peduli.
Ya Allah semoga engkau mengampuni dosa ibu itu dan memberkahi
keluarganya serta melancarkan urusannya serta menghindari kaki ibu
tersebut dari panasnya api neraka disebabkan perbuatannya yang baik
tadi.
Seharusnya bisa saja yang memberikan alas adalah seorang lelaki muda
yang lebih kuat dari si ibu atau seseorang yang berada dalam kendaraan
roda empat yang seandainya alas kakinya diberikan masih terlindungi
dari panasnya matahari, tetapi ternyata tidak, yang memberikan adalah
seorang ibu yang sedang menggendong anaknya dan berada diatas sepeda
motor yang sederhana.
Saya jadi teringat kisah Setelah perang selesai di medan Yarmuk dan
dimenangkan oleh pasukan kaum muslimin, tergeletak beberapa pejuang
Islam, sahabat Rasulullah saw dengan badan penuh luka. Mereka adalah
Ikrimah bin Abi Jahal, di sekujur tubuhnya tidak kurang ada 70 luka,
Al Harits bin Hisyam (paman Ikrimah) dan Ayyasy bin Abi Rabi'ah (dalam
riwayat lain Suhail bin 'Amru).
Saat ketiganya sedang dalam keadaan kritis berbalut letih, lemah, dan
kehausan serta dalam keadaan kritis, datanglah seorang yang mau
memberikan air kepada salah seorang di antara mereka yang sedang
kepayahan.
Ketika air akan diberikan kepada Al Harits dan hendak diminumnya, dia
melihat Ikrimah yang sedang kehausan dan sangat membutuhkan, maka dia
berkata, "Bawa air ini kepadanya!".
Air beralih ke Ikrimah putra Abu Jahal, ketika dia hendak meneguknya,
dilihatnya Ayyasy menatapnya dengan pandangan ingin minum, maka dia
berkata, "Berikan ini kepadanya!".
Air beralih lagi kepada Ayyasy, belum sempat air diminum, dia sudah
keburu syahid. Maka orang yang membawa air bergegas kembali kepada
kedua orang yang membutuhkan air minum, akan tetapi ketika ditemui
keduanya juga sudah syahid.
Dalam riwayat yang lain pula ditambahkan: "Sebenarnya Ikrimah
bermaksud untuk meminum air tersebut, akan tetapi pada waktu ia akan
meminumnya, ia melihat ke arah Suhail dan Suhail pun melihat ke
arahnya pula, maka Ikrimah berkata: "Berikanlah saja air minum ini
kepadanya, barangkali ia lebih memerlukannya daripadaku." Suhail pula
melihat kepada Haris, begitu juga Haris melihat kepadanya. Akhirnya
Suhail berkata: "Berikanlah air minum ini kepada siapa saja,
barangkali sahabat-sahabatku itu lebih memerlukannya daripadaku."
Begitulah keadaan mereka, sehingga tidak seorangpun di antara mereka
yang meminum air tersebut, akhirnya mereka semua mati syahid
terhormat. Semoga Allah melimpahkan kurnia dan rahmat-Nya kepada
mereka bertiga.
Dan juga kisah tentang Rasulullah SAW dan pengemis Yahudi yang buta Di
sudut pasar Madinah ada seorang pengemis Yahudi buta yang setiap
harinya selalu berkata kepada setiap orang yang mendekatinya, "Wahai
saudaraku, jangan dekati Muhammad, dia itu orang gila, dia itu
pembohong, dia itu tukang sihir, apabila kalian mendekatinya maka
kalian a...kan dipengaruhinya".
Namun, setiap pagi Muhammad Rasulullah SAW mendatanginya dengan
membawakan makanan, dan tanpa berucap sepatah kata pun Rasulullah SAW
menyuapkan makanan yang dibawanya kepada pengemis itu sedangkan
pengemis itu tidak mengetahui bahwa yang menyuapinya itu adalah
Rasulullah SAW. Rasulullah SAW melakukan hal ini setiap hari sampai
beliau wafat.Setelah wafatnya Rasulullah SAW praktis tidak ada lagi
orang yang membawakan makanan setiap pagi kepada pengemis Yahudi buta
itu.
Suatu hari sahabat terdekat Rasulullah SAW yakni Abubakar RA
berkunjung ke rumah anaknya Aisyah RA yang tidak lain tidak bukan
merupakan istri Rasulullah SAW dan beliau bertanya kepada anaknya itu,
"Anakku, adakah kebiasaan kekasihku yang belum aku kerjakan?"
Aisyah RA menjawab, "Wahai ayah, engkau adalah seorang ahli sunnah dan
hampir tidak ada satu kebiasaannya pun yang belum ayah lakukan kecuali
satu saja"
"Apakah Itu?" tanya Abubakar RA. "Setiap pagi Rasulullah SAW selalu
pergi keujung pasar dengan membawakan makanan untuk seorang pengemis
Yahudi buta yang ada di sana" kata Aisyah RA.
Keesokan harinya Abubakar RA pergi ke pasar dengan membawa makanan
untuk diberikan kepada pengemis itu. Abubakar RA mendatangi pengemis
itu lalu memberikan makanan itu kepadanya. Ketika Abubakar RA mulai
menyuapinya, si pengemis marah sambil menghardik, "Siapakah kamu?"
Abubakar RA menjawab, "Aku orang yang biasa."
"Bukan! Engkau bukan orang yang biasa mendatangiku" bantah si pengemis
buta itu. "Apabila ia datang kepadaku tidak susah tangan ini memegang
dan tidak susah mulut ini mengunyah. Orang yang biasa mendatangiku itu
selalu menyuapiku, tapi terlebih dahulu dihaluskannya makanan tersebut
setelah itu ia berikan padaku" pengemis itu melanjutkan perkataannya.
Abubakar RA tidak dapat menahan air matanya, ia menangis sambil
berkata kepada pengemis itu, "Aku memang bukan orang yang biasa datang
padamu. Aku adalah salah seorang dari sahabatnya, orang yang mulia itu
telah tiada. Ia adalah Muhammad Rasulullah SAW".
Seketika itu juga pengemis itu pun menangis mendengar penjelasan
Abubakar RA, dan kemudian berkata, "Benarkah demikian? Selama ini aku
selalu menghinanya, memfitnahnya, ia tidak pernah memarahiku
sedikitpun, ia mendatangiku dengan membawa makanan setiap pagi, ia
begitu mulia..."
Pengemis Yahudi buta tersebut akhirnya bersyahadat di hadapan Abubakar
RA saat itu juga dan sejak hari itu menjadi muslim.
Semoga kita semua dapat mengambil manfaat dari uraian di atas dan juga
bisa meneladani sifat-sifat atau perbuatan-perbuatan terpuji yang
dimiliki Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam dan para sahabat
beliau sehingga bisa menjadi salah satu sebab kita dicintai oleh Allah
subhanahu wata'ala dan dimasukkan ke dalam surga Nya. Amin.
Kita bisa terus berbagi meskipun tidak seperti ibu tadi yaitu dengan
cara berbagi tulisan- tulisan yang baik dan menginspirasi lewat
facebook, twitter, email dan lainnya, selamat berbagi.
"Dan orang-orang yang telah beriman (Anshar) sebelum (kedatangan)
mereka (Muhajirin), mereka mencintai orang yang berhijrah kepada
mereka. Dan mereka tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap
apa-apa yang diberikan kepada mereka (muhajirin), dan mereka
mengutamakan (orang-orang muhajirin), atas diri mereka sendiri.
Sekalipun mereka memerlukan (apa yang mereka berikan itu). Dan siapa
yang dipelihara dari kekikiran darinya, mereka itulah orang-orang yang
beruntung." (Qs. Al-Hasyr: 9)
"Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna),
sebelum kamu menafkahkan sebahagian harta yang kamu cintai. Dan apa
saja yang kamu nafkahkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya". (Ali
Imran: 92)
Dari Abi Hamzah Anas bin Malik ra. pelayan Rasulullah saw dari Nabi
saw telah berkata: "Tidak sempurna iman seseorang diantaramu hingga
mencintai saudaranya seperti ia mencintai dirinya sendiri." (Bukhari -
Muslim)
Nabi bersabda, "Kita hanya menghukum apa yang tampak dan Allah yang
menghukum apa yang tak tampak (akidah)"
Semoga Allah memudahkan untuk melakukan apa yang telah dituliskan,
dalam rangka belajar, sebagai awal adalah membaca , menulis kemudian
mengamalkan dan sampaikan."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar