Selasa, 04 Oktober 2011

Pembicaraan Ayah dengan Anak Perempuannya

Semalam untuk kesekian kalinya gue dengan bokap gue ngobrol...tumben banget,peristiwa langka dalam hidup gue bisa ngajak bokap ngobrol santai tanpa tarik urat leher atau ngaco obrolannya...

Berawal dari sharing dengan seseorang, emm...agak ngalor-ngidul sebenernya obrolan kita, tapi semalam sih sebenernya obrolan dengan seseorang itu cukup langka karena aku bisa mendengar tawanya terbahak-bahak even yang jadi bahan tertawaannya adalah aku...well tapi biarlah toh aku sidah biasa menjadi bahan tertawaan,buat ku nggak masalah asal itu bisa membuat orang lain bahagia hehehehe...

Sharing yang paling mengena bukanlah tentang perencanaan tentang membeli mobil atau perhitungan lainnya, yang itu juga sih...karena banyak dimensi yang ternyata aku lupa memasukkan itu dalam perencanaan hidup, rencana yang paling mengena adalah tentang bagaimana aku memperhatikan adik ku. Aku pikir memikirkan orang lain itu sudah cukup baik, ternyata seharusnya aku memasukkan dimensi kebahagiaan dan rencana hidup ku saat aku merencanakan sesuatu untuk adik ku...

Sebenarnya perencanaan yang dimaksud adalah rencana nikah, sebuah perencanaan yang sama sekali sulit untuk ku buat...aku hanya bisa merencanakan time limit pernikahan ku, yah aku akan menikah sekitar umur 28 Tahun, usia yang ku pikir sudah cukup matang dan adik ku pun sudah bisa ku tinggal atau ada dalam titik aman, selebihnya aku tidak atau belum membuat perencanaannya...

Aku dibesarkan dikeluarga yang sebenarnya diberikan kebebasan namun tidak sepenuhnya karena toh orang tua selalu memberikan arahan atau masukan, dan setelah lulus SMA barulah kita memiliki kebebasan sepenuhnya untuk hidup kita, sama seperti ku...aku bebas memilih mau kuliah dimana dengan alasan seperti apa, dan hal itu ku berlakukan pula terhadap adik ku...dia bebas memilih mau mempelajari ilmu apa...apa saja, tapi aku tidak memikirkan yang lain...aku hanya memikirkan adik ku...dan memang demikian, aku hanya memikirkan adik ku tanpa memikirkan rencana hidup ku yang lain, tidak memperhitungan lamanya waktu yang harus ditempuh adik ku...dan time limit aku akan atau harus menikah...

Dan malam itu aku mencoba untuk membahasnya dengan Ayah, dan ternyata beliau cukup kaget sewaktu aku menfloorkan apa yang aku pikirkan selama ini (sama seperti seseorang itu)...ayah ku bilang..."perempuan biasanya nggak sampe mikirin segitunya, yang penting selesai semuanya ada yang melamar ya sudah mereka akan menikah, jarang sekali ada yang memikirkan adiknya karena adik mu itu tidak menjadi tanggungan mu, Tapi Ayah cukup maklum dengan pemikiran mu itu karena kamu dibesarkan dengan tanggung jawab seorang kakak tanpa melihat gender yang melekat."...
satu pesan Ayah yang cukup mengejutkan adalah..."coba bicarakan hal ini dengan adik mu, karena itu bisa menjadi motivasi dia untuk segera menyelesaikan kuliahnya dan itu bukan hal buruk...setidaknya adik mu akan berpikir dua kali untuk malas dan tidak serius dengan kuliahnya, dan itu akan menghentikan dia untuk mengeluh seperti biasanya, bagimana ?"...dan itu ku anggap ide yang bagus walaupun pada akhirnya beliau menyarankan ku untuk tidak mempersulit diri dengan persyaratan itu...Well, i luv my parents a lot, karena mereka selalu menjadikan diri mereka tempat sharing yang nyaman dan selalu ada kesimpulan-kesimpulan yang benar2 bisa menjadi bahan pertimbangan ku ke depan...Thanks Dad, i luv u always^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar