kali ini saya hadirkan beberapa pengalaman temen2 milis, dan kiranya ini menjadi bagian yang menjadi concern kita sebagai seorang muslim...
Hari minggu kemarin tgl 11 September 2011. kami sekeluarga dan juga keluarga
adik ipar diajak oleh orangtua kami untuk silaturahmi ke rumah saudara di salah
satu kompleks di Cilodong.
Saudara tersebut mengajak kami untuk makan siang di salah satu rumah makan yang
namanya berbau islam campuran Sunda di Jalan Kartini depok. Dia bercerita bahwa
dia sudah jadi langganan disitu karena makanannya enak, yang punya pak haji.
sesampai di restoran tersebut, yang mengundang kami memesan makanan.
Gambaran Restorannya ada saung-saung, pelayannya yang wanita menggunakan jilbab.
sangat islami lah pokoknya.
Seperti kebiasaan saya, karena tidak ada sertifikat halal, saya pun mendatangi
kasir. saya menanyakan Penanggung jawab restoran, saya ingin bertemu. mereka
jawab lagi tidak ada ditempat. ya udah, Saya menanyakan ke kasirnya apakah
menggunakan Angciu, hongciu, arak gentong, atau arak masak, mirin atau
semacamnya. Dia jawab emang kenapa pak, bapak darimana?. saya jawab, kami mau
makan, tetapi sebelum makan saya perlu tau itu dulu. atau saya ketemu chef nya
deh.
Akhirnya kasirnya menelpon (saya tidak tau siapa yang di telpon).
Selesai menelpon, kasirnya pun memberikan jawaban yang sungguh diluar dugaan
saya, katanya "pake pak"... saya terdiam.... bingung, ga tau harus berbuat apa.
saya diskusi sama istri saya... kami berdua bingung...
Optionnya adalah :
1. Tetap melanjutkan makan, tetapi kita tidak makan apa2 kecuali minum.
2. kita makan seadanya untuk menghormati tuan rumah.
3. Kita bicarakan kepada tuan rumah apa yang kita ketahui.
pilihan nomor satu : resikonya besar, pertama kami punya anak2 kecil, yang kedua
kami berdosa, yang ketiga pasti tuan rumah tersinggung. pilihan inipun kami
coret.
Pilihan nomor dua, takut dosa. pilihan inipun kami coret.
Akhirnya kami pilih nomor 3, dan kami siapkan mental kemungkinan orangtua kami
malu dan tuan rumah tersinggung. kami bulatkan tekad, harus ngomong aja
baik-baik. Insya Allah membawa kebaikan.
sayapun akhirnya mengajak tuan rumah bicara, saya sampaikan apa concern kami dan
apa yang barusan saya ketahui....tuan rumah terperanjat, terdiam...
setelah beberapa saat, akhirnya dia tanya, jadi gimana, kita cancel aja ya
ordernya?.
saya tanya, ga apa2 ya om?.
katanya ga apa2, kita cari makan ditempat lain aja yang bisa diterima semua....
Alhamdulillah, saya dan istri lega....
akhirnya kami membatalkan order, dan kami pindah ke restoran lain ke arah
Margonda.
selama kami makan siang, tuan rumah, masih geleng2 kepala, sambil bilang, ini
pengalaman buat saya. Selama ini ada lho ustadz yang saya ajak makan kesitu dan
tidak ada yang mempersoalkan. apalagi pemiliknya saya tau dia seorang haji, dan
gak mungkinlah menjerumuskan saya. kenapa begitu. kok bisa dan berbagai
pertanyaan lain... akhirnya kami diskusi masalah peduli halal dan sebagainya.
walopun kami masih merasa tidak enak sebenarnya. tapi kami tetap bersyukur,
terhindar dari makanan haram dan juga secuil dakwah untuk peduli halal...
demikian sharing saya, mohon maaf kalau kalau tidak berkenan. Mudah-mudahan
bermanfaat.
Wasalamu'alaikum Wr wbr.
Rachmat Os Halawa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar